MODUL SENI BUDAYA (SENI RUPA)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Purwadadi Kab. Subang
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester : X/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan)
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi: 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa.
B. Kompetensi Dasar: 1.1. Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat.
C. Indikator :
a. Mengidentifikasi karya seni rupa terapan daerah setempat(seni lukis kaca Cirebon) secara lisan atau tertulis berdasarkan sejarahnya.
b. Mengidentifikasi teknik, bahan dan proses dalam seni lukis kaca Cirebon.
c. Membedakan seni lukis kaca Cirebon berdasarkan fungsi sosial masyarakat.
d. Menjelaskan seni lukis kaca Cirebon secara lisan atau tertulis berdasarkan temanya.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses pembelajaran siswa dapat :
a. Mengidentifikasi karya seni rupa terapan daerah setempat(seni lukis kaca Cirebon) secara lisan atau tertulis berdasarkan sejarahnya.
b. Mengidentifikasi teknik, bahan dan proses dalam seni lukis kaca Cirebon.
c. Membedakan seni lukis kaca Cirebon berdasarkan fungsi sosial masyarakat.
d. Menjelaskan seni lukis kaca Cirebon secara lisan atau tertulis berdasarkan temanya.
E. Petunjuk Belajar:
a. Baca secara cermat sebelum anda mengerjakan tugas
b. Pelajari materi tentang mengapresiasi karya seni rupa.
c. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai petunjuk Guru
d. Kerjakan dengan cara diskusi yang ditentukan Guru
e. Konsultasikan dengan guru bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas
F. Materi Pembelajaran :
SENI LUKIS KACA CIREBON
a. Sejarah Seni Lukis Kaca Cirebon.
Latar belakang budaya Cirebon dalam Waluyo(2006) sebagai wilayah yang memiliki pelabuhan di Pantai Utara Jawa merupakan wilayah yang sangat terbuka, hingga memungkinkan masuknya pengaruh berbagai aspek budaya dari luar. Sebelum masuknya Islam Cirebon merupakan wilayah yang sarat dengan budaya Hindu dan Budha. Setelah mendapat pengaruh budaya Islam Mataram budaya Jawa Tengah juga masuk sehingga bahasanyapun merupakan bahasa dialek Cirebon. Budaya yang mempengaruhi Cirebon dari luar Jawa adalah dari Cina dan Barat. Salah satu aspek budaya yang masuk ke Cirebon dan kemudian menghadirkan gaya lukisan kaca adalah dari Cina yang sudah lama mengenal teknik melukis terbalik di atas kaca. Pada pertengahan abad ke-19 lukisan kaca Cina dikenal di Cirebon, oleh karena unik maka pihak Istana Cirebon tertarik. Bila semula yang mengerjakan adalah artisan-artisan Cina, kemudian dengan cara meniru, artisan-artisan dari Cirebon sendiri bisa menguasai tekniknya, walau semula sangat sederhana dan selalu bersifat dua dimensional.
Seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, seni lukis kaca Cirebon yang semula dikerjakan oleh para seniman dan artisan sebagai kegiatan sambilan, kini karena adanya tuntutan ekonomi yang meningkat maka seni lukis kaca sudah pula ditekuni secara serius baik dari segi tekniknya maupun dari segi bentuknya. Tema-temanya pun telah bertambah meluas dengan mengolah tema-tema yang lebih profan.
Tokoh-tokoh seni lukis Cirebon adalah: Soedarga (1920-1999), Rastika, Studio Adjib, Toto Sunu, Haryadi Suadi, Eko C. Masadi, Salim, Ahmad Opan Safari Hasyim.
b. Bahan, Teknik dan Proses Pengerjaan dalam Seni Lukis kaca Cirebon.
Bahan yang digunakan untuk melukis kaca adalah, kaca dan pewarna sedangkan alatnya menggunakan kuas. Pada awalnya pewarnanya menggunakan pewarna alam seperti, nila, kapur, bubuk mineral berwarna kuning muda, gambir, arang kulit kepuh Jangkung yang dilarutkan dengan zat perekat tulang ikan dari Cina. Sebelum tahun 1930 menurut Seiichi Sasaki digunakan cat dengan pencair air yang diperkuat dengan zat pengikat getah. Setelah tahun 1940 cat minyak mulai digunakan, setelah tahun 1960 menggunakan zat pengikat sintetis serta cat produksi pabrik. Proses penggambaran pada bidang kaca dilakukan terlebih dahulu dengan membuat pola gambar di atas kertas putih dan kemudian dijiplak di atas kaca dengan ketebalan 3mm. Penggambaran konturnya menggunakan pena atau rapido. Sekarang teknik semakin berkembang selain disapukan dengan kuas, juga dipergunakan air brush ataupun cat airosol dengan teknik pengerjaannya terbalik. Penggambaran pada bidang kaca dengan mempergunakan pena atau rapidograf. Untuk menggambar pola dipergunakan mal yang sudah digambarkan pada kertas putih. Untuk pembesaran dan pengecilan dilakukan dengan fotokopi
Ketika melukis pada kaca perlu kehati-hatian agar kaca tidak pecah dan ketelatenan dalam mewarnai, posisi kaca bisa berdiri untuk mengontrol goresan warna yang sudah dibuat, atau disimpan di atas meja yang rata.
Cat yang digunakan menggunakan cat minyak atau cat untuk kayu yang banyak dijual di toko cat. Seperti merk Glotex, Avian, Kuda terbang, Duplex, dll.
c. Fungsi Seni Lukis Kaca Cirebon.
1. Fungsi struktural: lukisan kaca merupakan perwakilan lahiriah dari struktur pikiran manusia yang mendasarinya. 2. Sarana Mistik dan magis yang dapat membawa ketenangan jiwa. 3. Sarana Dakwah. 4. Sarana Hiasan : elemen estetik interior maupun eksterior bangunan.
|
d. Tema Seni Lukis Kaca Cirebon.
Pada awal keberadaan lukisan kaca Cirebon, tema-tema yang dimunculkan adalah tema-tema pewayangan seperti Bhatara Narada, tokoh-tokoh Pandawa, dan punakawan seperti Semar, Petruk, Gareng, Togog, dan lain-lain. Ada juga tokoh wayang yang dipadukan dengan kaligrafi Islam. Misi karya-karya seni ini lebih merupakan anjuran-anjuran etika sosial yang didasarkan pada ajaran moral Kejawen melalui simbol-simbol pewayangan, ditambah dan dipadukan dengan ajaran agama Islam melalui ayat-ayat Al Quran. Ketika kaca belum dikenal di daerah Cirebon, ungkapan seni jenis ini dilaksanakan pada papan kayu yang dicukil, di atas kulit ataupun kain.
Lukisan kaca Cirebon dibuat dengan gaya dekoratif untuk mengesankan dimensi maka dibuat gradasi warna hal ini menjadi ciri khas lukisan kaca cirebon misalnya pada motif batu karang (wadasan) dan motif mega mendung yang merupakan pengaruh dari ragam hias asal Cina.
Berikut adalah contoh tema lukisan kaca karya seniman Cirebon.
1. Kaligrafi Arab.
Para pelukis kaca Cirebon banyak yang mengangkat kaligrafi Arab sebagai garapan pokoknya. Di tangan para seniman Cirebon kaligrafi Arab dapat diolah menjadi komponen lukisan yang menyatu dengan siluet wayang khususnya Semar dan Bathara Narada.
Gb.1: Kaligrafi Macan Ali karya Insan Sastrawan (sumber: Waluyo, 2006) Gb.2: Semar Karya Rastika
2. Pewayangan
Upaya Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai media dakwah agama Islam mendapat tempat di hati masyarakat Cirebon. Cerita Baratayudha dan Ramayana yang banyak mengandung ajaran moral dan etika sosial, tokoh Pandawa dan punakawan banyak digunakan untuk tema lukisan kaca Cirebon.
Gb.3: Abimanyu Gugur karya Warno (sumber: Waluyo, 2006)
Gb. Bima karya Halimi
3. Legenda dan mitologi.
Cerita rakyat Klenting Kuning dan Yuyu Kangkang dari Jawa Tengah ini populer di Cirebon. Cara penggambarannya tokoh-tokohnya mengikuti penggambaran wayang, penggambaran air dan batu karang, dengan sapuan warna yang bergradasi memberikan ciri Cirebon.
Gb.5: Lukisan Klenting Kuning bertemu Yuyu Kangkang
4. Burak.
Burak adalah simbolisasi tunggangan Nabi Muhammad S.A.W. ketika melakukan miraj. Burak digambarkan dalam posisi sedang terbang di atas Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Cara penggambarannya naturalistis dengan detil yang indah dan proporsional.
Gb.6: Buraq karya Soedarga
5. Gua Hira
Insan Kamil atau Gua Hira orang Cirebon sering menamakan lukisan ini dengan dua nama tersebut, ragam hias wadasan dan mega mendung tampak dibuat dengan gradasi warna.
Gb7: Gua Hira karya Studio Adjib.
G. Tugas terstruktur.
Buatlah diskusi kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang. Hasil diskusi kelompok ditulis dalam bentuk laporan hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas!
Adapun materi yang didiskusikan adalah:
1. Bagaimanakah latar belakang tumbuhnya seni lukis kaca di Cirebon?
2. Bagaimanakah teknik, bahan dan proses pengerjaan lukisan kaca Cirebon?
3. Jelaskan perbedaan seni lukis kaca Cirebon berdasarkan fungsi sosial masyarakat!
4. Jelaskan seni lukis kaca Cirebon berdasarkan tema lukisan!
H. Sumber Pustaka
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/ Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya SMA/MA. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Kartika, Dharsono Sony (2007). Kritik Seni.Bandung. Rekayasa Sains.
Waluyo, Dr. Eddy Hadi,M.Hum. (2006). Lukisan Kaca Cirebon dari masa awal hingga kini.Bandung. P4ST UPI.